Kamis, 19 Juni 2025

Hilang

sunyi, sudah tidak berisik lagi, mainan barumu sudah lebih menarik, hari ini masih ku cari mimpi itu, walau saat ini aku berjuang sendiri, hey bahagialah dengan hidupmu, aku selalu tersenyum mengingat, maaf beban itu terlalu berat, lalu ku belajar bahwa menumpuk benci, sedih, dendam, marah, menambah beban hati, buang saja semua rasa itu, tak buat aku waras juga, pelan ku berjalan perbaiki tangga demi tangga, mungkin kepingan tangga ku terlalu tinggi, ku pangkas sebentar menemukan puncak di atas awan, agar aku tidak sombong lagi, sendiri lagi terbiasa tertawa, terbiasa bermimpi yang beda, aku cemburu jika kau tak bahagia nanti, tapi aku tersenyum jika kau kembali bahagia, percayalah di antara doa dan harapan ada dirimu, tapi bukan sebagai tujuan melainkan rasa syukur yang paling tinggi, bagaiamana membencimu jika hikmah luka mu sangat mendalam, kembali belajar bahwa memilih jalan cahaya menjadi lebih baik walau terasing, semakin terasing, semakin tenang hidup ini,jadi bukan senang aja syukur itu, tapi bersyukur dengan cara bersedih adalah level selanjutnya, bagaimana aku lupa bertahun-tahun aku bersenang-senang dengan luka lalu mengapa harus membenci jika nilai rasa itu tidak ada, yang ku tahu aku di coba dan semena-mena dengan cobaan, maka hanya belajar memaknai lagi dan baca lagi, aku pulang dulu dalam sunyi menunggu syair baru yang akan ku tulis lagi selanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar