Selasa, 03 Desember 2024

Bimbang

 Luka yang hampir sembuh dan tumbuh lah luka baru, lara ini masih berlanjut, masih dalam pengharapan dalam sujud, ketahuilah hanya satu dahulu yang buat hancur, pergi bukan karena benci, lepas bukan karna ingin, tapi harap demi hidup mereka, bukankah semua masih sama, masih kamu yang dulu, kamu masih bisa lewati karena ikhlas menjadi fitrah, sudahlah jangan paksakan asa yang tak bisa sama, beri kesempatan untuk bahagia mereka, sekali lagi kamu sudah tamat dalam cerita, aku terima bukan karena tak peka, ayo berpikir logika, kalah hatimu telah busuk, saat hujan itu membasahi kepulanganmu, terlalu berekspetasi berlebih membuatmu lupa, perjalanan mu sudah semakin menua, menangismu sudah tak berarti lagi, sebentar lagi waktu ini telah habis, rencanakan pelarianmu demi kesendirianmu, terakhir persembahkan drama untuk episode klimaks, sekali lagi tak ada sesal, terima kasih atas kasih yang tak ternilai, dalam pelukan malam, dalam dekapan hangat yang sangat lama ku mimpikan, dan ingat jangan buat dia sulit, panjang mimpi yang akan dirangkai, begitulah kefanaan ini terus berulang, menunggu esok, menunggu lupa, dan rayakan patah hatimu, khawatir akan memberatkan rindu, terlalu beda atau aku memang si gila, ia aku si gila yang menikmati bintang malam, ia aku su gila yang asik memandangi senja, suka berimajinasi tentang mereka yang bahagia, ia kamu adalah terminal perantara, sudah tak bising lagi, mungkin telah mereda, maaf atas semua luka, yang tak bisa ku bendung percayalah lukamu hanya sesaat, saat komedi yang baru merasuki, dan ketahuilah semua tetap sama, saat awal ku tatap mata coklat itu dan akan selalu begitu, perasaan yang berkecamuk bercampur-campur tanpa sebab, seperti keserupan tak sadar diri, terangkai kisah yang indah seperti mimpi, saat terbangun semua hilang, menyukaimu adalah kali kedua tak terencanakan, kali kedua aku bahagia, kali kedua aku tak pernah akan menyesal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar