Minggu, 15 Desember 2024

Jalan Pulang

 Semestinya pertemuan ini menjadi langka, surut langkah dalam mengkeloksi opsi, timbul sugesti dalam pikiran yang hampir lumpuh, banyak atribut palsu yang tersemat perlahan luluh dalam realita, akankah dia mau berjuang, keluar dalam penjara yang ia ciptakan, semua ini telah cukup, walau ada cacat di mana-mana, perbedaan yang hadir membuat rumit, mungkin merenung saja tak mungkin menjawab tanya, aku tau kita seakan bermain-main api, sewaktu terbakar biarlah aku hangus di dalamnya, mungkinkah dia juga ikut menjadi korban, maaf untuk hal yang merepotkan, meskipun aku kuat sebenarnya, tapi maaf melibatkan hadirmu sayang, kamu sempurna bagiku, malah menculikmu adalah motivasi terbesar, namum apa dirimu kuat berlari, sedangkan waktu perlahan menyusut, mungkin kamu bisa memulai perjlanan yang beragam, mengejar cita dan asa kepalsuan, bebas dirimu terbang, tapi jalan pulang hanya datang bagi mereka yang berani, kebodohanku adalah bepikir untuk menjadi pahlawan bagi dirimu, tapi aku tak sesempurna itu, malah menambah beban masalah pada hidupmu dan merusak semua rencanamu, aku pikir bisa menjadi obat bagimu, sedangkan kamu sedang baik-baik saja, kekhawatiran berlebih muncul seakan ego berkata untuk menyelamatkanmu mendahului takdir, malah mengajakmu semakin dalam pada dilema, tak kuasa badan ini berlarut dalam ketakutan akan masa depanmu, yang semestinya adalah hakmu menjadi bagian yang tidak bisa pisah di kepala ini, kisah yang perlahan aku bangun demi menjadi hiburan bagimu menjadi bom waktu yang menimbulkan rindu, perasaan yang aku anggap telah mati kau hidupkan membuat kita larut dalam rindu yang tak berujung, permainan yang ku mainkan untuk membuka mata bahwa hidup itu indah, menjanjikan cinta abadi yang tak di miliki mereka, semakin dalam peran pahlawan seperti kata ayahmu, hanya seperti badut bagi mereka, tersadar bahwa aku jatuh cinta dan aku akan selalu rindu sosokmu walau bertahun nanti aku melarikan diri, bayang gadis yang duduk melamun di kursi belakang adalah yang selalu ku ingat menghantui sisa-sisa penantian panjang di saat senja, berharap semua nyata bukan sekedar canda di saat kita bercumbu sampai lupa kita sudah menjadi sepasang pasangan sempurna yang saling memeluk rasa sakit yang menahun kita derita, ingatan sepiring bersama menambah romantisme yang belum pernah ku rasakan sebelumnya, semakin gila dan berkata aku mau hidup seperti ini untuk selamanya, aku mau cinta ini untuk selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar