cara ku mencintaimu, sungguh berbeda, ku berikan peluk terbaik saat itu, bukan kamu saja yg butuh tp aku lebih membutuhkannya, semua kenangan yg sesaat terasa berat lepas, dari cara menumbuhkan percaya, menumbuhkan asa kita untuk bersama, bagaimana bisa kau anggap ku pura-pura, jika perlakuan ku selama ini sungguh beda, banyak hal yg tak pernah ku lakukan sebelumnya, dan kau tau betapa hancur masa depan kehilangan dirimu, sungguh akan membekas walau esok ruang ini bisa terisi, yg ku lakukan padamu hal yg tidak biasa, hal yg tidak bisa kau lukis jejak masa lalu bahkan takkan kau temui di sisi ruang yg lain, ketika kita hilang masing-masing masih berharap kau datang, bahkan sang masa depan hanya pajangan, kerinduan akan pelukmu bahkan akan menjadi palsu jika orang lain yg datang, hanya kamu yg pantas milikki kegilaanku, hanya kamu yg milikki tulusku, saat ini hanya ku siapkan topeng untuk bertahan, ku siapkan memori bayangmu sebagai sandaran kelak saatku lelah, aku bisa pastikan hatiku tak berubah, aku pastikan kenangan yg kita punya aman tersimpan, seperti katamu ketika kau katakan mencintaiku, itulah cinta untuk selamanya, meskipun yg datang nnti dengan banyak drama, aku tak peduli meski aku akan kembali peluh, yg ku tau aku tetap berjuang meski mereka berpikir aku gila, bahkan jika bisa ku titip rasa ini, ku tanamkan dalam tanah neraka untuk kunikmati berkali-kali
Minggu, 29 Desember 2024
Jumat, 20 Desember 2024
Ruang Imajinasi
Selasa, 17 Desember 2024
Persimpangan
sangat klise, seolah realistis berkedok kapitalis, impian yang terbentuk dari suara-suara media propaganda modernis tentang kehidupan idealis berupa materialis, maka sulit melepaskan dunia dalam konsep ekonomi, secara ekplisit desain akhir zaman kau selipkan dalam cerita, kesombongan kau sebagai manusia belum terlepas sepenuhnya, aku bisa jelaskan skemanya, di mulai dengan materialis di harapkan bisa membeli dunia rasa, seterusnya kecenderungan mendapatkan pengakuan dalam kutip menjadi lebih atau sama dengan manusia modernis, dengan menyisipkan beban ambisi sebagai target pembuktian, ironi sekali membandingkan ranah rasa dengan dunia materi, itu yang kamu kenal dengan lingkunganmu yang sering mempertanyakannya, alasan manusia tak bisa beli kebahagian, karena bahagia itu bukan bagian dunia materi yang selama ini kita cari, jika pikirmu aku berbeda dengan atau kemudian kamu sadar, sedang menduplikat ambisi mereka juga maka kelak kau seperti mereka, bukankah yang kau tuju bertemu seseorang di surga yang melindungimu saat kecilmu, terlalu rumit jalan yang kau ambil, kita sudah terjangkit di dunia manusia selalu mencari pembenaran atas dirinya, jadi manusia yang jauh dari kata maaf, selalu rendah di hadapan pencipta, maka mudah saja kah menapikan bahwa kau lebih hebat dari pesan tuhan dalam petunjuknya, waktu akan menjawab semua realita yang kau bangun, rasa dan dunia logika sangat mudah dijelaskan sebenarnya, jika bermula melepaskan kesombongan diri kita sebagai manusia, harga diri yang katanya identitas kita sebagai manusia jadi lucu kalu manusia itu di ciptakan bukan untuk membentuk harga diri, kita adalah produk kepunyaan yang di miliki sang pencipta, kita hanya buih di dunia ini dan akan bertemu dengan kematian, sejauh apa yang kita lakukan dan desain status sosial yang nanti kita kejar di mata manusia lain hanya sia-sia, bukan itu yang kita cari dan bukan itu yang kita nanti bangun, sadarkan generasi berlomba-lomba untuk gensi dan prestisi, menjadi person yang elegan, hah lucu kamu akan mati juga, semua ini adalah kendaraan untuk merencankan kelak seperti apa kita akan kembali, serta orang-orang yang menemani kita dalam keabadian kelak, proses menyelamatkanmu untuk sama" menghindar dunia yang palsu, masih ku tunggu di persimpangan sampai nanti kita beda jalan, ketahuilah ketulusan itu fana kalu kita tak merendahkan status ego dalam manusia, tidak perlu rumit karena sederhana saja udah cukup, menambah opsi dalam hidup hanya menambah masalah dalam hidup, berpetualang yang katanya untuk mendapatkan pengalaman tak pentig kalu kau sudah tau jawabannya, ada baiknya mempercepat kewarasan lebih baik daripada mengejar yang tak pasti
Minggu, 15 Desember 2024
Jalan Pulang
Semestinya pertemuan ini menjadi langka, surut langkah dalam mengkeloksi opsi, timbul sugesti dalam pikiran yang hampir lumpuh, banyak atribut palsu yang tersemat perlahan luluh dalam realita, akankah dia mau berjuang, keluar dalam penjara yang ia ciptakan, semua ini telah cukup, walau ada cacat di mana-mana, perbedaan yang hadir membuat rumit, mungkin merenung saja tak mungkin menjawab tanya, aku tau kita seakan bermain-main api, sewaktu terbakar biarlah aku hangus di dalamnya, mungkinkah dia juga ikut menjadi korban, maaf untuk hal yang merepotkan, meskipun aku kuat sebenarnya, tapi maaf melibatkan hadirmu sayang, kamu sempurna bagiku, malah menculikmu adalah motivasi terbesar, namum apa dirimu kuat berlari, sedangkan waktu perlahan menyusut, mungkin kamu bisa memulai perjlanan yang beragam, mengejar cita dan asa kepalsuan, bebas dirimu terbang, tapi jalan pulang hanya datang bagi mereka yang berani, kebodohanku adalah bepikir untuk menjadi pahlawan bagi dirimu, tapi aku tak sesempurna itu, malah menambah beban masalah pada hidupmu dan merusak semua rencanamu, aku pikir bisa menjadi obat bagimu, sedangkan kamu sedang baik-baik saja, kekhawatiran berlebih muncul seakan ego berkata untuk menyelamatkanmu mendahului takdir, malah mengajakmu semakin dalam pada dilema, tak kuasa badan ini berlarut dalam ketakutan akan masa depanmu, yang semestinya adalah hakmu menjadi bagian yang tidak bisa pisah di kepala ini, kisah yang perlahan aku bangun demi menjadi hiburan bagimu menjadi bom waktu yang menimbulkan rindu, perasaan yang aku anggap telah mati kau hidupkan membuat kita larut dalam rindu yang tak berujung, permainan yang ku mainkan untuk membuka mata bahwa hidup itu indah, menjanjikan cinta abadi yang tak di miliki mereka, semakin dalam peran pahlawan seperti kata ayahmu, hanya seperti badut bagi mereka, tersadar bahwa aku jatuh cinta dan aku akan selalu rindu sosokmu walau bertahun nanti aku melarikan diri, bayang gadis yang duduk melamun di kursi belakang adalah yang selalu ku ingat menghantui sisa-sisa penantian panjang di saat senja, berharap semua nyata bukan sekedar canda di saat kita bercumbu sampai lupa kita sudah menjadi sepasang pasangan sempurna yang saling memeluk rasa sakit yang menahun kita derita, ingatan sepiring bersama menambah romantisme yang belum pernah ku rasakan sebelumnya, semakin gila dan berkata aku mau hidup seperti ini untuk selamanya, aku mau cinta ini untuk selamanya.
Rabu, 11 Desember 2024
belajar berdiri
mimpi untuk berpetualangan, bermula dari imajinasi, semula hanya bagian tidurku, kemudian terbangun dalam dunia yang lain, 1999 darah dan duka, kebencian peperangan dan cinta masa puber mengawal perpisahan, saat itu mudahnya suka, padahal masih lucu-lucunya, kepergian bersama ombak di luatan yang luas, membawaku di dunia baru yang haru biru, kereta api yang hanya terlihat di tv jadi nyata, lingkungan yang orang sebut ibu kota, mungkin benar dia juga ibu tiri, indah tapi kejam, kota yang nanti merubah arah pandang, memberikan suka sekaligus duka mendalam, tersisa adalah persahabatan yang tak pernah lekang oleh zaman, perjalanan belajar menjadi laki-laki, mungkin tak ada kenangan cinta yang membekas, tapi teman sejati yang berarti, merasakan kelaparan bersama, mengais sisa rokok di jalan, bernyanyi saat dunia terlalu berisik dengan materi, bukan sekolah tapi jalanan lah yang membuat diri ini besar, bodo amat dengan cita-cita, tertawa bersama kawan adalah harta terbesar, mereka bersedia aku sibukan dengan masalahku, dengan petualanganku, dengan kekosongan jiwaku, memiliki mereka mungkin sisa harta yang ku miliki sekarang, semoga mereka baik-baik saja, walau aku dengar ada beberapa yang tereliminasi dan perlu sedikit berjuang, yang ku tahu kalian tak pernah berubah, lebih mengenalku walau tak sanggup membahagiakan kalian, itu cinta terbesarku yang tak ku bisa ku miliki dulu, perpisahan yang ku putuskan kembali bukan karena benci, tapi ada hal yang harus ku tuntaskan, ada kesempatan ku akan terus berkunjung, rindu pada masa remaja kita, kenakalan dan hal gila yang kita lakukan, orang tak akan mengerti kita sangat menikmati masa emas kita, saat ini aku ingin cerita pada kalian ada orang yang paling ku inginkan selama perjalanan, dan dia gila seperti kita, tunggu sebentar akan ku kenalkan pada kalian setelah aku berhasil menculik dirinya, selalu doakan aku teman-teman
Selasa, 10 Desember 2024
sisi lain
mengenal cinta, menyukai seseorang adalah harapan yang membuat kita berjuang dan berkorban, kadang berkali-kali jatuh cinta, kayaknya tidak begitu juga, bagiku jatuh cinta itu sekali untuk seumur hidup, jatuh cinta sejatinya ketika merasakan saling dan jatuh kemudian kembali mengangkat, mereka punya alasan untuk jatuh cinta, bagiku tak perlu, itu perasaan yang di hadirkan lalu kemudian alam mempertemukan dan semestinya mereka tak bisa di pisahkan kecuali maut, ketika salah satu pergi bukankah dia belum mencintaimu, mana mungkin ego bisa mengalahkan cinta jika cinta dia semu, begitulah mimpi masa kecil, ketika pertama kali jatuh cinta yang hanya bisa menatap tanpa berkata, menyentuh tangannya saja membekas sampai kasur, rela memantau walau dari kejauhan, ketika logika bekerja mempertanyakan rasa, di saat itu kita tidak menemukan arti cinta, ku kira ketika menua, temukan cinta yang seperti mereka, padahal itu hanya sebatas hasrat, berani berangan tapi tak berani rela, walau hadir mereka sebentar tapi tidak mengerti, jatuh cinta itu sulit, tapi sekedar senang rasanya akan cepat hilang, maka jangan berpikir ketika jatuh cinta maka rasakan dan nikmati arti yang tak akan pernah habis, terbiasa bersama lebih berarti jika terbiasa sendiri, ketika rasa bersama itu hilang mungkin kita melewatkan kesempatan rasa yang hilang, pelarian yang kita cipatakan hanya menambah luka baru yang tak kunjung sembuh, mungkin itulah alasan untuk tetap bertahan, berharap ada yang kembali ke dekapan hangat sekali untuk selamanya, kemunafikan dan penyanggahan atas diri membuat kita menyesal, kalu kata orang menyesal adalah tak bisa memiliki, tapi bukan itu tapi takut menyatakan rasa bahwa kita mencinta adalah hal yang membuat kita menyesal, lucu kalu ego menjadi alasan kita menapik juga, bukankah yang tau dirimu adalah rasa, kamu yang merasakan hal itu maka jawab sendiri dan kejar rasa itu sebelum kamu membatu dalam komedi hidup
Permulaan
Pagi seperti biasa menatap temaram sinar, bermula kaki kecil meniti langkah mengejar cita, di atas batang pohon kelapa. jalan satu"nya ke gedung harapan, demi asa yang entah menjadi apa?, aktif sekali mengejar bola, memanjat pohon, sampai basah di sore hari bermain dengan ikan yang berlalu lalang, entah mengapa hujan sudah menjadi teman sejak saat itu, menatap langit adalah hal wajib untuk bermimpi, berteman dengan buku dan alam, masih ingat tempat menyendiri di dahan pohon yang kini tinggal kenangan, masa kecil yang aneh sebenarnya, sudah mengais sisa kehidupan demi sebuah khayalan, memiliki kesempatan yang sama adalah fana, mengkerdilkan diri mungkin itu bakat, terlahir sebagai laki-laki sendiri keluarga dgn harap manja, tapi kayaknya tidak selalu begitu, merindukan kemanjaan sampai saat ini sebatas angan, ingatan melihat kawan minum dengan segar, iya si kecil itu menyelesaikan bergelas-gelas dalam genangan ember, demi segelas minuman segar agar terlihat segar dan sama dengan teman lain, entah bakat atau kebiasaan, perlu sedikit berdarah dan bersabar agar merasakan hal yang sama, mungkin ketidak mampuan memiliki mendorong jiwa mengais sisa untuk memupuk asa menjadi sama, pastinya ingin terlihat normal seperti mereka yang bisa bahagia, tapi bagiku inilah jalan hidup dan di jalan aku temui diriku yang sekarang, marah sudah pasti, tapi sebntar juga reda' karena jalan untuk pulang masilah panjang, rumah adalah saat kita berdua bersama orang yang bisa sama gila dan menertawakan masa-masa kelam, mencoba banyak hal dan bertanya mengapa demikian jadi pembiasaan, mengakui keberdayaan, menangisi luka yang sungguh tak kunjung sembuh, sebentar berpikir dan kembali mengejar kefanaan lagi
Jumat, 06 Desember 2024
Raga dan Rasa
keterpurukan yang semakin larut, membuat imajinasi semakin liar, cobaan rasa apa yang sedang di hadapi, ingatan kenangan yang mungkin sebentar, sementara berputar di kepala, iya' semakin larut dalam kasih, dalam khayalan mimpi, mendambakan raga yang sempurna, walau kadang hanya hiasan, saat ingin membunuh rindu yang bias, dongeng samudera tentang putri duyung, menjemput pangeran di tepian pantai, hal apa yang sedang kita cari di sela-sela sepi, iya' dirimu makna kiasan itu, memancing badai yang bersamayam hiu, menunggu waktu menerkam, akankah di hadirkan nyata, membayar nyawa sebagai tiket untuk pulang, perjalanan panjang mencari asa yang pasti akan datang, sekedar menemani di sisa-sisa penantian panjang, raga yang melemah serta dekapan masa yang terus berkurang, jangan bercanda, ini beda' saat rasa itu tiba dan tak bisa pergi, kamu tahu saat kita merencanakan, padahal kita tidak memiliki rencana, hanya kesamaan hampa dalam hati, kemudian kita menikmati hal liar yang tidak semestinya ada, mungkinkah hilang atau memang kisah sia-sia, selalu ku anggap ini mimpi, walau selalu berdoa ini nyata, mampukah bertahan walau luka, taukah tiap waktu bersama, takut kamu hilang lagi dan kembali waras mengejar cita, dan taukah derita ini tak ada obatnya, walau aku nanti ada gantinya, dan taukah kamu tak takkan terganti sebenarnya, selama ingatan dan rasa masih bernafas di jiwa, kamu masih ingat cerita di ujung jembatan, ia' kisah ini masuk dalam bagian lamunan, hanya ada satu dulu, kisah yang tersampaikan, dan ingatan yang kau hadirkan ini, sudah pastinya menjadi tema tambahan yang takkan padam, banyak hal yang menjadi alasan untuk tetap betah mengenangmu, karena kamu bukan bagian dari rencana, tapi dari sebuah kebetulan, dan itu langka, dan tentunya takkan lupa, kata orang mencintai adalah masalah waktu, tapi jujur bukan itu, masalah kewarasan menjadi gila, orang akan merencanakan hasrat, saya hanya merencankan jalan pulang, dan apakah dirimu berani atau kisah lamunan ini berlanjut
Selasa, 03 Desember 2024
Bimbang
Luka yang hampir sembuh dan tumbuh lah luka baru, lara ini masih berlanjut, masih dalam pengharapan dalam sujud, ketahuilah hanya satu dahulu yang buat hancur, pergi bukan karena benci, lepas bukan karna ingin, tapi harap demi hidup mereka, bukankah semua masih sama, masih kamu yang dulu, kamu masih bisa lewati karena ikhlas menjadi fitrah, sudahlah jangan paksakan asa yang tak bisa sama, beri kesempatan untuk bahagia mereka, sekali lagi kamu sudah tamat dalam cerita, aku terima bukan karena tak peka, ayo berpikir logika, kalah hatimu telah busuk, saat hujan itu membasahi kepulanganmu, terlalu berekspetasi berlebih membuatmu lupa, perjalanan mu sudah semakin menua, menangismu sudah tak berarti lagi, sebentar lagi waktu ini telah habis, rencanakan pelarianmu demi kesendirianmu, terakhir persembahkan drama untuk episode klimaks, sekali lagi tak ada sesal, terima kasih atas kasih yang tak ternilai, dalam pelukan malam, dalam dekapan hangat yang sangat lama ku mimpikan, dan ingat jangan buat dia sulit, panjang mimpi yang akan dirangkai, begitulah kefanaan ini terus berulang, menunggu esok, menunggu lupa, dan rayakan patah hatimu, khawatir akan memberatkan rindu, terlalu beda atau aku memang si gila, ia aku si gila yang menikmati bintang malam, ia aku su gila yang asik memandangi senja, suka berimajinasi tentang mereka yang bahagia, ia kamu adalah terminal perantara, sudah tak bising lagi, mungkin telah mereda, maaf atas semua luka, yang tak bisa ku bendung percayalah lukamu hanya sesaat, saat komedi yang baru merasuki, dan ketahuilah semua tetap sama, saat awal ku tatap mata coklat itu dan akan selalu begitu, perasaan yang berkecamuk bercampur-campur tanpa sebab, seperti keserupan tak sadar diri, terangkai kisah yang indah seperti mimpi, saat terbangun semua hilang, menyukaimu adalah kali kedua tak terencanakan, kali kedua aku bahagia, kali kedua aku tak pernah akan menyesal.
Jumat, 29 November 2024
pengharapan
ibarat jika dengan cara merangkak untuk dapatkan cintamu pasti akan ku lakukan, begitulah cinta tidak pandang kamu siapa, bagaimana cerita datangnya, dan tak kenal ampun, hai pengecut jangan lah kau sembunyi, curangi hatimu atas harga diri yg tidak seharga berkahnya rasa, aku takut' aku ego' kata si pengecut pada dirinya, maka kamu belum mencintainya, kamu masih berhitung, kamu masih bodoh untuk menipu dirimu, kamu mau bahagia atau hanya membodohimu dirimu saja, liat mereka yang berjuang demi idealisme cinta mereka, bukankah itu bukti, berkorban untuk rasa tak akan merugi jika itu cinta, lepasakan belenggu sosial yang tak pernah menguntungkan dirimu, berpikir berlebih akan kembali menjebak pikiranmu, dan bedakan nilai rasa dia memberikan jawaban yang murni atas hidupmu, ku kuatkan lagi eksistensi, beritahu dia segalanya belum usai selama dia masih satu tuju, menambah atribut harapan akan menambah beban perjalanan, percayalah dunia perlahan mendukungmu, kamu hanya penakut dengan segudang rencana yg tak perlu, mulailah belajar muak untuk sebuah ketidakpastian, sambut tangan yang akan selalu menghangatkan pelukmu, dan kamu mulai tertawa lepas memulai perjalanan baru ke puncak bahagia yang tak seorangpun punya, sekalipun dengan cara merangkak jika itu prasyarat tak perduli jika ku miliki cinta yang telah di janjikan sampai surga, fucking miss u
Rabu, 27 November 2024
Next Chapter
Rabu, 20 November 2024
The step chaos on me
i'm soory what happen between me and you
never felt soory if this story get many probelms
i know this is never easy get thorugh
slowly get back and make a plan again
so just like i said at first time,
we same character but diffrent person
i'm little psycopat, but dont care so
so it will not be end here, i can surrender if you want me stop
my mind and brain get poison all about you
i must get out and speak, so i speak with this blog
this way i can get out all i'm fell so fucking miss you
lalu apakah kamu mau membiarkan diriku berjuang sendiri
berhenti berpikir dgn melamun mimpimu nyata
bukankah kau punya sepasang mata melihat
bukankah kau punya hati utk merasakan
lalu apa yg kurang ?
tak perlu jadi dewasa utk lebih jujur pd dirimu
anak kecil mmg tanpa beban, tp dy tak bisa hdup sendiri
bukankah aku tak nak pergi dn tak takut, you see it
tp jika yg ingin kupastikan aman malah balik badan
liat sendiri bnyak yg lebih melihatku hancur
terus apalagi yg mau aku korbankan, nyawaku ?
ambilah saja jika kamu mau itu...
aku tak bisa diam, tiap wkt aku gelisah
walau aku hormati proses dan sadar waktu
percayalah takkan surut rasa ini
dengan semua kenangan itu, dengan semua pertemuan
apa kah kamu gila, ini cinta yg tak ternilai
kamu baru belajar, sedangkan aku bnyk kehilangan
seperti ini yg ku cari, walau aku tak tau rencana tuhan
tp sedang kuusahakan, aku jatuh cinta dan sangat gelisah
liat pantai, liat rumah kita nanti, hanya ada ketenangan
hanya waktu saja yg mmbiarkan menunggu sebentar
fucking miss you